Thursday, April 25, 2013

Pemeerkosaan, pembunuhan, pencurian adalah hal biasa di negeri ini


Usia. Adalah hal yang selalu bertambah namun mengurangi jatah hidup kita. Njuz yang bulan dan tahun ini merayakan ulang tahun Njuz yang ke-18. Wah berarti Njuz mulai beranjak dewasa dunk? Asik. Hehehe.

Berbicara tentang usia, benarkah bila kita menempuh usia tertentu bisa di anggap dewasa? Seperti umur 18 tahun gitu maksud Njuz. Apakah kedewasaan orang itu diukur dari umur? Atau dari pola pikir? Atau dari tampang? Emang sih muka Njuz udah keliatan tua tapi semangat tetep 45. Hohoho tinggal 45% maksud Njuz.

Kenapa Njuz jadi nulis artikel macem ni? Gini ya, jadi Njuz agak kurang “sreg” pas baca di koran Kedaulatan Rakyat halaman depan sendiri tanggal 26 april 2013 tentang pemerkosaan dan pembunuhan siswi SMK YPKK Yogyakarta yang lumayan menggemparkan di akhir bulan April ini. Jadi dari 7 tersangka itu ada yang umurnya masih 17 tahun. Dan itu dianggap masih di bawah umur. Benarkah demikian? Umur menjadi patokan? Dia bisa membunuh, memperkosa, membakar korban, melakukan hal keji macam tu tapi masih di anggap di bawah umur? Masih belum bisa mengerti kehidupan ini? Masih belum bisa memilah dan memilih mana yang benar mana yang salah? Bukak mata kalian orang-orang Jogja. Mereka bisa melakukan hal itu berarti mereka siap mempertanggung jawabkannya apalagi umurnya sudah diatas 17 semua. Kecuali para tersangka itu idiot, maka lain cerita ini.

Sedikit cerita aja ya. Dulu waktu Njuz umur 13 Njuz udah bisa bedain mana yang benar dan mana yang salah. Njuz di ajak minum miras waktu umur segitu tapi Njuz tolak. Sampe sekarang pun kalo ada yang nawarin minum miras tetep Njuz tolak, kecuali miras mahal. Ahihihi.

Back to topik. Sebenarnya hukuman bagi para pemerkosa di negeri ini ya sudah lumayan yaitu menurut pasal 285 yaitu hukuman penjara maksimal 12 tahun. Itu maksimalnya. Kan jarang-jarang hakim jatuhin hukuman maksimal. Paling-paling tergantung uang bukti yang disodorkan. Kalo buktinya dikit hukumannya ringan, kalo buktinya banyak hukumannya berat.

Menurut Njuz, yang penting ada bukti dan pengakuan tersangka maka langsung sikat saja dengan hukuman maksimal. Ndak usah ngomongin banyak bukti wong udah pada ngaku to? Sayangnya hakim tu enak banget posisinya. Hakim memutuskan perkara dengan salah dapat 1 pahala, kalo memutuskan dengan benar mendapat 2 pahala.

Okelah bukannya Njuz memprovokasi tapi tulisan ini hanya sekedar sumbang saran agar dijadikan kajian bahwa batasan umur dalam kriminalitas sebaiknya dihilangkan karena umur tak bisa dijadikan patokan tingkah laku tapi lebih kepada pendidikannya. Gak sia-sia Njuz belajar Ilmu Pendidikan sama dosen  yang cantik jelita. Hahahai. Bahwa hakim juga jangan melihat dari sudut pandang tersangka saja. Jangan Cuma melihat “oh tersangka masih dibawah umur”, “oh tersangka masih memiliki tanggungan anak istri”, “ oh tersangka masih kuliah” dan sebagainya. Lihat juga dari pihak korban. Orang tua udah besarin korban dengan kasih sayang, eh kok tiba-tiba seenaknya aja dibunuh? Punya hak apa mereka mbunuh korban? Pasti orang tuanya sakit hatilah kalo gitu. Jadi bagi hakim berlakulah adil!!

Jika keadilan sudah ditegakkan, maka tak perlu ada kekerasan.

Nun walqalami wama yasturuun.



Rv

No comments:

Post a Comment