Wednesday, May 1, 2013

Road to Cilacap


18 April 2013 Sidareja, Cilacap

Ini merupakan pengalaman touring yang menarik bagi saya. Perjalanan pulang dari Sidareja, Cilacap. Naek motor ditemani perempuan. Asolole.

Baiklah, perjalanan ini dimulai dari Sidareja jam 9.30. Dalam touring kali ini Njuz melewati jalan yang menghubungkan antar kabupaten ataupun provinsi yang sangat amat rusak paraaaaaaaaah banget. Bahkan menurut Njuz itu bukan jalan lintas provinsi, namun kolam lintas provinsi. Mungkin kalo ada warga yang kreatif bisa memanfaatkan jalan rusak tersebut untuk memelihara ikan.

Bisa di bayangkan lubang-lubang yang teramat besar berada di jalan. Dan lubang-lubang itu ada di sepanjang (sekitar) 40 kilometer dari Sidareja menuju Cilacap kota. Kalo kalian mau merasakan hidup di bulan yang permukaannya kasar, datanglah ke tempat ini.

Setelah berhasil melewati lubang-lubang tersebut, Njuz dihadapkan pada hutan. Njuz gak tau itu hutan apa, tapi yang pasti itu hutan banyak pohonnya. Dan ini bukan sembarang hutan. Ini hutan yang berlobang. Apanya yang berlobang? Tentu saja jalannya. Udah jalannya berkelok-kelok, naek turun, berlubang pula. Untung gak ada Sumber Kencono. Kalo ada pasti lebih menantang nih. Tapi Njuz tidak berharap hal itu. Hahahai.

Oke. Selepas dari hutan berlobang ini  Njuz sudah hampir memasuki kota. Eitz tapi tunggu dulu. Rintangan (baca: lobang) tidak sampai disitu. Masih banyak rintangan (baca: lobang) lagi hingga sampai kota. Huhuhu. Sampai di Cilacap kota jam 11an deh. 40 kilometer ditempuh dalam waktu satu setengah jam. Berarti rata-rata kecepatan..... Njuz tidak jago matematika. Itung sendiri aja ya.

Njuz melanjutkan perjalanan lagi pas jam 12.30. Tidak banyak yang menarik dari perjalanan Cilacap kota sampai Kebumen. Namun sebelum sampai kebumen saya mencoba jalan baru, yaitu jalan alternatif menuju Jogjakarta. Yuhuuu Adventure selalu.

Memasuki jalan alternatif menuju ke selatan jalannya alus bak paha wanita. Liat plakat/plang penunjuk jalan tertulis Jogjakarta 92 KM (kalo tidak salah). Menyusuri jalan lagi, ketemu plang lagi, liat lagi tertulis Jogjakarta 108 KM. What the hell. Njuz menjauh dari Jogja kah ini? Nyasarkah Njuz? Tenang GPS bisa di andalkan di saat-saat genting begini. Tapi ujan. Udah pasti handphone kalo kena air tu rusak. Wah ya sudah. Yang penting bablas aja ikutin plang.

Namun alangkah terkejutnya Njuz ketika jalan yang alus mulus bak bulu kucing persia tersebut berganti menjadi jalan off road seperti di Sidareja-Cilacap. Ini jalan sebelas duabelas sama jalan Sidareja. Bak pinang dibelah kampak. Fiuh. Tak apa deh lalui dengan senyuman saja. Toh Cuma sebentar. Sebentar? Ngimpi..!! Sekitar 30 kilometer nih jalannya ambyar. Rossi aja yang pembalap hebat gak mungkin bisa kecepatan 50Km/jam lewat jalan ini. Tapi asiknya kami disuguhi pemandangan yang asik. Kanan kiri ladang semua. Tapi bukan ladang ganja lho.

Di jalanan ini jarang banget kendaraan lewat. Truk ada tapi hanya beberapa. Bis juga ada tapi hanya ada satu dua. Motor juga ada tapi jarang yang pake helm (orang kampung situ mungkin). Intinya jalan ini sepi banget. Mungkin karena jalannya yang rusak parah sehingga tidak ada yang mau melewati jalur alternatif ini.

Di daerah ini Njuz banyak mendapati penjual kates/pepaya. Bahkan tanah-tanah disini banyak yang ditanami kates. Yayaya. Njuz ngaku Njuz gak suka kates. Karena ini buah yang bikin Adam turun ke bumi. Fiuh. Kasihan liat orang-orang itu pada jualan. Barang jualannya ada, tempatnya ada, tapi pembelinya mana? Jarang banget yang tau daerah sini tu. Bahkan Njuz pun baru tau. Pingin rasanya bantuin para penjual ini, tapi sayang Njuz gak suka kates. Bagi kalian yang touring dan melewati Kebumen, lewatlah jalan ini. Kalo mau bantuin penjual-penjual disini juga boleh.

Di tengah jalan rusak tadi Njuz juga melihat ada wisata pantai lho. Namanya pantai Keburuhan/Peburuhan. Pikir Njuz, “siapa yang mau berwisata kesini kalo jalannya kayak rembulan gini?”

Setelah perjuangan yang melelahkan, akhirnya sampai juga Njuz di jalan yang alus mulus sepanjang mata memandang. Ternyata tembusannya SMA 9 Pureworejo. SMP atau SMA ya? Ya pokonya ada 9 nya deh. Jalannya mulus sampe Wates ternyata. Asik.

Kalo dari Wates sampe Jogja sih kalian udah tau sendiri jalannya gimana kan?! Hehehe. Njuz sampe Jogja jam 5 sore. Dan langsung luluran tiduran.

Yang mearik disini adalah keadaan di Cilacap dan Kebumen-Pureworejo. Cilacap yang kata teman Njuz tu sebagai kabupaten penghasil aspal tapi jalannya sendiri malah rusak-rusakan. Sama halnya dengan negri ini. Negri penghasil minyak, beras, bawang, bahkan emas. Tapi apa yang terjadi? Minyak mahal harganya disini. Beras kita impor. Bawang kita impor. Bahkan pelacur pun kita impor. Hadeh.



Rv

No comments:

Post a Comment