Hai
hai hai. Kembali lagi bersama saya R. Harvin Alfan si Tampan nan Rupawan. Panjang
banget ya nama saya? Itulah sebabnya saya agak lama pas ngerjain Ujian Nasional
karena nglingkarin nama setengah jam sendiri.
Oke.
Kali ini saya akan bahas tentang KKL II road to Pantura. Jika kalian denger
Pantura, apa sih yang ada dibenak kalian? Jalan yang rusak? Kura-kura (truk)? Pantai
sepanjang perjalanan? Dangdut koplo? Atau wali songo?
Jika
kalian menjawab jalan yang rusak, maka kalian sering lihat berita. Jika kalian
jawab kura-kura alias truk, berarti kalian agak dendam sama kendaraan ini. Jika
kalian menjawab pantai sepanjang perjalanan, berarti kalian belum pernah
melewatinya. Jika kalian jawab dangdut koplo, maka otak kalian otak cabul. Namun
jika kalian menjawab wali songo, maka kalian luar biasa dan silakan masuk
pendidikan sejarah UNY.
KKL
II diselenggarakan pada tanggal 30 November s/d 1 Desember 2013 dengan tujuan Kuil
Sam Poo Kong, Masjid Agung Demak, Makam Kalinyamat, Pantai Bandengan dan
hari berikutnya di Masjid Kudus, Makam
Sunan Kalijaga, Lawang Sewu. Namun berhubung ada kendala Pantai Bandengan
dihilangkan dari jadwal dan di ganti dengan rumah dan museum R.a Kartini di
Jepara.
Pada
awalnya saya berniat untuk melakoni KKL II dengan naik motor dikarenakan saya
mabuk ketika naik bis dan tidak ada biaya. Alasan kedua adalah
alasan paling mendasar untuk saya bermotor ria. Hahaha. Namun berkat sokongan
finansial dari kawan-kawan kelas B 2012 Pendidikan Sejarah UNY, maka saya dipastikan ikut naek bis. Terima kasih keluarga pendidikan sejarah non reguler
2012. I love you all. Semoga Tuhan membalas jasa kalian.
Oke.
Cukup terharunya. Kita lanjutkan dengan awal mula perjalanan KKL II. Tanggal 30
November jam 01.55 WIB alarm dengan nada Heavy Rotation milik AKB48 membangunkan
saya dari mimpi indah. Mungkin tampang saya heavy metal tapi hati saya tetep
heavy rotation. Hahaha.
Bergegaslah
saya mandi di pagi buta. Selesai mandi saya minta diantarkan mas saya menuju
kampus sekitar jam 02.30 naek motor Honda FIREBLADE. Eeeee 200 meter sebelum
kampus ban belakang motor malah bocor. Ya sudah terpaksa deh saya jalan kaki
dan mas saya pulang dengan kondisi ban bocor. Baru juga jalan kaki bentar saya
jatuh ke selokan. Jiaaaan wedhus balap!!!
Oke skip
skip. Jam 04.15 kami berangkat menuju kuil Sam Poo Kong. Sampai disana sekitar
jam 08.30. Tidak apa-apa walaupun waktunya sedikit meleset dari jadwal. Saatnya
makan pagi dan kemudian di isi penjelasan oleh guide kuil. Pada awalnya
bangunan tersebut sangat dekat dengan pantai, namun karena satu dan lain hal
maka pantainya menjauh dan sekarang menjadi daratan. Perlu di ingat bahwa yang didirikan
dulu bukan kuil tapi Masjid karena laksamana Cheng Ho adalah seorang muslim.
Di tempat
ini ada patung Cheng Ho setinggi 7 meter dan berbagai macam patung-patung
lainnya. Ada juga kuil Yin Yang. Ah jangan kalian tanya kuil itu untuk apa
karena saya tak tahu. Saya lebih memilih untuk poto-poto. Jangan kalian pikir cuma
saya yang poto-poto. Ada banyak mahasiswa yang poto-poto di komplek kuil yang tidak bisa saya sebutkan
satu per satu disini.
Oke skip
lagi. Ketika jam menunjukkan pukul 10.00 maka berangkatlah kami menuju Masjid
Agung Demak. Konon ceritanya masjid ini dibangun hanya dalam waktu 1 malam saja
oleh wali songo. Sampai disana sekitar jam 11.00. Di tempat ini kami langsung
disuruh menuju ke komplek makam Raden Fatah atau Sultan Demak pertama. Di komplek
ini terdapat beberapa makam yaitu makam Pati Unus dan Trenggono yang juga
merupakan Sultan Demak. Ada juga makam kurang lebih sepanjang 3 meter yaitu
makam Darmo Kusumo kalo gak salah. Diyakini makam tersebut adalah makam Raja
Brawijaya V (raja Majapahit) yang sudah
memeluk agama Islam.
Merinding
saya ketika berada di tempat ini. Bukan karena takut tapi karena banyak sekali
peziarah yang datang dan serentak bersholawat. Selesai dari makam, rombongan
menuju ke museum Demak yang berada di sebelah masjid Agung Demak. Di museum ini
terdapat saka tatal atau tiang penyangga masjid yang diberikan oleh Sunan
Kalijaga. Saka tatal ini bukan merupakan tiang utuh, namun tiang yang terdiri
dari beberapa kayu yang di sambung dan di ikat hingga menjadi tiang 17 meter
(kayu utuh 11meter, tatalnya 6meter).
Puas
bermain studi di Demak, rombongan pun menuju rumah R.a Kartini di Jepara. Sampai di
Jepara hari sudah sore dan kami hanya sebentar saja disana. Hanya melihat-lihat
kondisi rumah Kartini di Jepara dan mendengarkan penjelasan dari guide. Jujur saja
saya tidak terlalu tertarik disini tapi begitu dapet tugas, dapetnya tentang
R.a kartini. Madafaka.
Dari
rumah Kartini, kami bertolak menuju museum Kartini yang jaraknya jaauuuuuuuuh
banget dari Jogja tapi sangat dekat dari rumah Kartini kira-kira 100 meter.
Di museum
ini kami dipandu oleh guide yang menjelaskan berbagai macam hal. Dari R.a
Kartini dan keluarga serta perjuangannya sampai dengan penemuan-penemuan di
Jepara dan Karimun Jawa. Begitu rombongan masuk ruangan museum, langsung pada
berpencar seperti komplotan copet yang berbagi tugas. Sehingga yang ikut
pemandu cuma 3 orang. Yap. Dari 82 anak yang ikut pemandu cuma 3 anak saja. Mungkin
kalo pemandunya gak sabaran udah pada dilempar pake tombak pusaka. Untuk meramaikan
saja, maka saya bergabung dengan 3 anak ini. Kini ada 4 anak yang ikut pemandu
namun 1 anak tidak mendengarkan penjelasannya.
Yang
menarik dari museum ini adalah fosil ikan yang panjangnya panjang banget dan
ada semacam taring di bagian kepalanya. Jenis ikan tersebut tidak diketahui. Ikan
cowok atau ikan cewek tidak ada yang tahu.
Berhubung
hari sudah sore maka kami bergegas menuju makam Kalinyamat di Jepara. Cuma 10
menit dari museum Kartini. Saya pikir bakal menuju makamnya tapi ternyata tidak.
Kami dikumpulkan di sebelah timur masjid Kalinyamat dan kemudian diberi
penjelasan tentang Kalinyamat oleh takmir. Saya sangat antusias dengan
penjelasan dari takmir tersebut hingga saya maju mendekat. Tapi nasib emang
lagi buruk. Begitu takmir menjelaskan tentang hal yang saya tidak tahu
tiba-tiba ngggguuuuueeeeeng ada suara motor lewat hingga suara takmirnya tidak
kedengaran. WTF!!
Selesai
di Kota Ukir, berangkatlah kami menuju Kudus Semarak.
Bersambung...
Rv
kkl joss gandos
ReplyDelete