Mungkin
banyak yang bertanya kenapa saya tidak
update lagi. Saya bukan sibuk bukan pula
sok sibuk tapi memang keadaan saya yang memaksa saya tidak update. Modem saya
saat ini Cuma bisa buka 11 situs populer. Dan saat saya update ini, saya sedang
di rumah temen yang dipasangi wifi.
Baiklah
saya akan melanjutkan cerita saya tentang KKL II road to Pantura. Sesampainya di
Kudus langsung menuju rumah makan untuk dinner. Tapi sayangnya bukan dinner
sama wanita tapi bareng cowok2 yang udah pada bau keringet karena gak mandi
seharian. Hueeeek.
Selesai
dinner langsung menuju hotel yang terletak tak jauh dari rumah makan. Begitu dapat
kamar, saya pun bergegas masuk dan hendak mengambil posisi kasur. Tapi apa
daya, para cecunguk-cecunguk langsung ambil bagian kasur dan nasib lagi-lagi tak
berpihak pada saya. Saya satu ranjang dengan King of Fart, Hermawan. Bisa ditebak hal yang selanjutnya terjadi
adalah PERANG KENTUT!! Ini lebih mengerikan daripada bom kimia yang diluncurkan
Israel. Mungkin kalo Israel tahu tentang senjata berbahaya yang dimiliki oleh
Hermawan, pasti Indonesia sudah diserang habis-habisan.
Pagi-pagi
dengan muka kucel karena serangan bertubi-tubi, saya bergegas menuju kamar
mandi untuk muntah sekaligus mandi.
Selesai
mandi rombongan kami bergegas menuju masjid Kudus sekaligus makam Sunan Kudus. First
sight impression ketika sampai di masjid ini adalah, Wow it’s amazing. Sambil mendengarkan
penjelasan dari pemanduk sorak, saya melihat-lihat keindahan sekitar.
Selesai
mendengarkan penjelasan tentang masjid dan menara Kudus, kami dibawa ke makam
yang berada di sebelah masjid. Orang-orang berjubel memasuki makam Sunan Kudus
dan kami hanya bisa sampai diluar makam Sunan Kudus yang juga terdapat
makam-makam keluarga dan kerabat Sunan Kudus.
Oke.
Selesai dari masjid Kudus perjalanan dilanjutkan menuju makam Sunan Kalijaga di
Delanggu, Demak. Sekitar 1 jam dari Kudus.
Setibanya
di lokasi Sunan Kalijaga, tampak lorong panjang yang membentang di depan saya.
Lorong yang di isi oleh para pedagang penjual suvenir berupa kaos, pedang,
alat-alat ibadah, dll. Fokus kawan!! Kita disini bukan mau belanja, tapi mau
studi.
Masuk
komplek makam Sunan Kalijaga, kami disambut oleh pemandu dan dipersilakan duduk
di aula. Sembari mendengarkan penjelasan dari pemandu, ada kawan2 saya yang ndolani bocah. Saya sendiri sangat
antusias untuk mendengarkan penjelasan dari guide namun yang saya ingat hanya
beberapa hal saja, diantaranya bahwa Sunan Kalijaga berumur 131 tahun. Wow banget
kan?! Dan hal lainnya tentang klenik/mistis. Diantaranya adalah makam Aryo
Penangsang yang ada disini namun juga ada 2 makam Aryo Penangsang yang ada di
daerah lain. Jadi menurut cerita bahwa Aryo Penangsang memiliki ilmu Rawa Rontek yaitu tidak bisa mati
melainkan badannya harus dibagi 3 yang kesemuanya harus disebar dan apabila
disatukan lagi maka akan dia akan bangkit. Syereeem.
Dan ada juga cerita tentang orang penting
ingin masuk makam Sunan Kalijaga namun bukan pada hari dimana makam itu dibuka,
terjadi yang namanya mati lampu. Dan satunya lagi lebih parah karena mendadak
buta walau kemudian pulih lagi. Hanya Tuhan yang tahu kuasa ini.
Tibalah
saat kami untuk berkeliling di komplek makam ini. Dengan penasaran saya melihat
makam Aryo Penangsang. Wow biasa aja tuh
makamnya. Gak keren-keren banget & gak ngeri-ngeri banget. Lanjut ke makam
Sunan Kalijaga dan makam ini memang WOW banget. Dengan cungkup yang sangat
besar dan para jamaah duduk memutari cungkup tersebut sambil membacakan
kalimat-kalimat thoyibah.
Oh iya
disamping makam ini ada mata air yang katanya bikin sehat. Well hal ini wajar
saja karena air tersebut biasa “mendengarkan” kalimat-kalimat thoyibah yang di
dendangkan oleh para peziarah. Oke saya mengaku kalo saya juga minum air ini.
Selesai
dari makam Sunan Kalijaga, saya bergegas menuju bis untuk melanjutkan
perjalanan ke Lawang Sewu, Semarang. Sekitar satu jam perjalanan dari Demak.
Ngggggguuuuuueeeeeeng....
Sampai
di Lawang Sewu dan saatnya berfoto-foto. Guide disini hanya sebagai radio rusak
alias gak didengerin. Kami terlalu sibuk berfoto2.
Bila
datang ke Lawang Sewu jangan lupa untuk masuk ruang bawah tanahnya. Disana tempat
para tahanan Belanda mendekam. Ada penjara jongkok dan ada penjara berdiri. Yang
penjara jongkok itu biasanya dikasih air dan penjara berdiri itu berukuran
1x1meter di isi oleh 3-5 orang sekaligus. Ya kalian tahu betapa sempitnya
penjara ini dan betapa kejamnya penjajah Belanda kepada kita. Eh ini bukan web
propaganda lho. Ini hanya sebagai informasi saja kok.
Oh iya
tanpa adanya kawan saya yang bernama Adi, saya mungkin tidak masuk ke dalam
ruang bawah tanah ini karena saya gak punya uang sama sekali. Nuwun Di. Saat di
ruang bawah tanah ini ada yang agak menyeramkan. Bukan karena hantu ataupun
gelap, namun karena wanita-wanita dibelakang saya yang ketakutan. Mereka tidak
bawa penerangan sama sekali. Hanya saya yang bawa HP buat penerangan. Hadeh.
Oke selesai
dari ruang bawah tanah saatnya foto2 lagi dan memandang keindahan sekitar. Kali
ini saya berkata WOOOOOW pucuk pucuk pucuk.. Ada dua model yang sedang
menjalani sesi pemotretan dan mereka sexi abis. Tak tanggung-tanggung mereka
hanya memakai pakaian yang minim sekali dengan warna yang menggairahkan. Sabun mana
sabun???!!!!
Jadi
waktu senggang untuk foto2 ataupun kegiatan lain ini di isi dengan melihat
model sexi tersebut. Bahkan waktu jalan menuju bis kami masih melihat mereka
foto2 di lokomotif depan Lawang Sewu. Sepertinya wanita-wanita ini lupa memakai
penahan dada karena benda itu mental-mentul. Zzzzzz...
Waktu
hendak keluar, saya melihat para fans Barcelona datang ke Lawang Sewu dan ini
menarik perhatian saya karena wanita-wanita ini lumayan sexi. Eh kalian para
wanita jangan berprasangka buruk dulu pada kami para lelaki ya karena kami mengagumi
ciptaan Tuhan yang terpampang nyata di depan kami seperti halnya kalian para
wanita yang terkesan kalo melihat cowok ganteng bawa mobil.
Oke lanjut
perjalanan menuju rumah makan sebelum pulang. Sambil para mahasiswa membeli
oleh-oleh untuk cemilan di kos. Dan disaat inilah pembagian tugas. Saya benci
hal ini.
Well,
ini adalah sepenggal cerita saya saat KKL di Pantura dan ini sangat
menyenangkan. Suatu saat nanti ketika saya punya anak laki-laki, saya akan ajak
mereka ke daerah Pantura untuk melihat bagaimana keelokan dan ke-eksotis-an ciptaan
Tuhan yang ada di Pantura yaitu, Wanita.
Rv
No comments:
Post a Comment