18 April 2013 Sidareja, Cilacap
Ini merupakan pengalaman touring yang
menarik bagi saya. Perjalanan pulang dari Sidareja, Cilacap. Naek motor
ditemani perempuan. Asolole.
Baiklah, perjalanan ini dimulai dari
Sidareja jam 9.30. Dalam touring kali ini Njuz melewati jalan yang
menghubungkan antar kabupaten ataupun provinsi yang sangat amat rusak
paraaaaaaaaah banget. Bahkan menurut Njuz itu bukan jalan lintas provinsi,
namun kolam lintas provinsi. Mungkin kalo ada warga yang kreatif bisa
memanfaatkan jalan rusak tersebut untuk memelihara ikan.
Bisa di bayangkan lubang-lubang yang
teramat besar berada di jalan. Dan lubang-lubang itu ada di sepanjang (sekitar)
40 kilometer dari Sidareja menuju Cilacap kota. Kalo kalian mau merasakan hidup
di bulan yang permukaannya kasar, datanglah ke tempat ini.
Setelah berhasil melewati
lubang-lubang tersebut, Njuz dihadapkan pada hutan. Njuz gak tau itu hutan apa,
tapi yang pasti itu hutan banyak pohonnya. Dan ini bukan sembarang hutan. Ini
hutan yang berlobang. Apanya yang berlobang? Tentu saja jalannya. Udah jalannya
berkelok-kelok, naek turun, berlubang pula. Untung gak ada Sumber Kencono. Kalo ada pasti lebih menantang nih. Tapi Njuz tidak
berharap hal itu. Hahahai.
Oke. Selepas dari hutan berlobang
ini Njuz sudah hampir memasuki kota.
Eitz tapi tunggu dulu. Rintangan (baca: lobang) tidak sampai disitu. Masih
banyak rintangan (baca: lobang) lagi hingga sampai kota. Huhuhu. Sampai di
Cilacap kota jam 11an deh. 40 kilometer ditempuh dalam waktu satu setengah jam.
Berarti rata-rata kecepatan..... Njuz tidak jago matematika. Itung sendiri aja
ya.
Njuz melanjutkan perjalanan lagi pas
jam 12.30. Tidak banyak yang menarik dari perjalanan Cilacap kota sampai
Kebumen. Namun sebelum sampai kebumen saya mencoba jalan baru, yaitu jalan
alternatif menuju Jogjakarta. Yuhuuu Adventure selalu.
Memasuki jalan alternatif menuju ke
selatan jalannya alus bak paha wanita. Liat plakat/plang penunjuk jalan tertulis
Jogjakarta 92 KM (kalo tidak salah). Menyusuri jalan lagi, ketemu plang lagi,
liat lagi tertulis Jogjakarta 108 KM. What the hell. Njuz menjauh dari Jogja
kah ini? Nyasarkah Njuz? Tenang GPS bisa di andalkan di saat-saat genting
begini. Tapi ujan. Udah pasti handphone kalo kena air tu rusak. Wah ya sudah.
Yang penting bablas aja ikutin plang.
Namun alangkah terkejutnya Njuz ketika
jalan yang alus mulus bak bulu kucing persia tersebut berganti menjadi jalan
off road seperti di Sidareja-Cilacap. Ini jalan sebelas duabelas sama jalan
Sidareja. Bak pinang dibelah kampak. Fiuh. Tak apa deh lalui dengan senyuman
saja. Toh Cuma sebentar. Sebentar? Ngimpi..!! Sekitar 30 kilometer nih jalannya
ambyar. Rossi aja yang pembalap hebat gak mungkin bisa kecepatan 50Km/jam lewat
jalan ini. Tapi asiknya kami disuguhi pemandangan yang asik. Kanan kiri ladang
semua. Tapi bukan ladang ganja lho.
Di jalanan ini jarang banget kendaraan
lewat. Truk ada tapi hanya beberapa. Bis juga ada tapi hanya ada satu dua.
Motor juga ada tapi jarang yang pake helm (orang kampung situ mungkin). Intinya
jalan ini sepi banget. Mungkin karena jalannya yang rusak parah sehingga tidak
ada yang mau melewati jalur alternatif ini.
Di daerah ini Njuz banyak mendapati
penjual kates/pepaya. Bahkan tanah-tanah disini banyak yang ditanami kates.
Yayaya. Njuz ngaku Njuz gak suka kates. Karena ini buah yang bikin Adam turun
ke bumi. Fiuh. Kasihan liat orang-orang itu pada jualan. Barang jualannya ada,
tempatnya ada, tapi pembelinya mana? Jarang banget yang tau daerah sini tu.
Bahkan Njuz pun baru tau. Pingin rasanya bantuin para penjual ini, tapi sayang
Njuz gak suka kates. Bagi kalian yang touring dan melewati Kebumen, lewatlah
jalan ini. Kalo mau bantuin penjual-penjual disini juga boleh.
Di tengah jalan rusak tadi Njuz juga
melihat ada wisata pantai lho. Namanya pantai Keburuhan/Peburuhan. Pikir Njuz,
“siapa yang mau berwisata kesini kalo jalannya kayak rembulan gini?”
Setelah perjuangan yang melelahkan,
akhirnya sampai juga Njuz di jalan yang alus mulus sepanjang mata memandang.
Ternyata tembusannya SMA 9 Pureworejo. SMP atau SMA ya? Ya pokonya ada 9 nya
deh. Jalannya mulus sampe Wates ternyata. Asik.
Kalo dari Wates sampe Jogja sih kalian
udah tau sendiri jalannya gimana kan?! Hehehe. Njuz sampe Jogja jam 5 sore. Dan
langsung luluran tiduran.
Yang mearik disini adalah keadaan di
Cilacap dan Kebumen-Pureworejo. Cilacap yang kata teman Njuz tu sebagai
kabupaten penghasil aspal tapi jalannya sendiri malah rusak-rusakan. Sama
halnya dengan negri ini. Negri penghasil minyak, beras, bawang, bahkan emas.
Tapi apa yang terjadi? Minyak mahal harganya disini. Beras kita impor. Bawang
kita impor. Bahkan pelacur pun kita impor. Hadeh.
Rv
No comments:
Post a Comment